Titan, Tempat Paling Layak Huni Menggantikan Bumi
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Kurangnya aktivitas bercinta merupakan salah satu faktor pemicu stres. Tak hanya itu, jarang melakukan hubungan seks ternyata berpotensi membuat seseorang menjadi workaholic.
Seperti dilansir Intimate Medicine, sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa aktivitas seks yang dilakukan secara rutin bisa mengurangi ketegangan pada pikiran dan tubuh. Namun jika kehidupan seks pasangan bermasalah, mereka cenderung mengalihkannya dengan bekerja hingga larut malam. Lebih mengejutkan lagi, pasangan yang kurang berhubungan seks secara tidak sadar akan menambah beban kerja mereka dengan menerima tugas di luar kewajiban.
Dr Ragnar Beer, seorang psikolog di University of Goettingen melibatkan 32.000 pria dan wanita untuk keperluan risetnya. Dalam penelitian tersebut, Dr Ragnar ingin mempelajari hubungan antara aktivitas seksual dengan aktivitas kerja. Hasilnya, semakin jarang seseorang berhubungan seks, maka dia akan semakin aktif di tempat kerja.
Namun aktif dalam konteks ini, tidak selalu diasosiasikan dalam arti positif. Orang yang kurang mendapatkan seks cenderung akan mencari sesuatu yang bisa menggantikan kekosongan waktunya. Pekerjaan dan lingkungan kantor, mereka nilai sebagai tempat paling ideal untuk menghabiskan waktu lebih banyak daripada berdiam di rumah tanpa melakukan aktivitas menyenangkan.
Tim peneliti yang dipimpin Ragnar menemukan bahwa 36 persen pria dan 35 persen wanita yang hanya berhubungan seks seminggu sekali, mencari pekerjaan tambahan di kantor mereka. Dengan begitu, mereka bisa melupakan kehidupan seks yang memprihatinkan.
Bekerja keras hingga larut malam karena tidak mendapat seks yang cukup, jelas menimbulkan dampak negatif bagi suami maupun istri. Selain menimbulkan kelelahan dan stres, juga bisa membahayakan kesehatan bahkan berdampak buruk pada kehidupan keluarga.
Orang yang bekerja terlalu keras biasanya melupakan kebiasaan-kebiasan baik. Seperti yang diungkapkan George Griffing, MD, profesor penyakit dalam di Saint Louis University, pekerja keras dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan.
Tekanan yang tinggi dari pekerjaan dan jam kerja yang terlalu lama sebenarnya dapat mengancam kesehatan Anda dalam jangka waktu panjang,� ungkap George, seperti dikutip dari Times of India.
Sebuah studi di Inggris bahkan mengungkapkan bahwa manusia yang bekerja lebih dari 40 jam setiap minggunya akan meningkatkan risiko kemunduran mental yang lebih cepat di pertengahan usianya. Para peneliti berasumsi bahwa mereka yang bekerja dengan jumlah waktu panjang cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi, kurang tidur dan jarang berolahraga. Oleh karena itu, Anda atau suami patut waspada jika hasrat seks berkurang drastis dan kegiatan bercinta mulai dikesampingkan.
Seperti dilansir Intimate Medicine, sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa aktivitas seks yang dilakukan secara rutin bisa mengurangi ketegangan pada pikiran dan tubuh. Namun jika kehidupan seks pasangan bermasalah, mereka cenderung mengalihkannya dengan bekerja hingga larut malam. Lebih mengejutkan lagi, pasangan yang kurang berhubungan seks secara tidak sadar akan menambah beban kerja mereka dengan menerima tugas di luar kewajiban.
Dr Ragnar Beer, seorang psikolog di University of Goettingen melibatkan 32.000 pria dan wanita untuk keperluan risetnya. Dalam penelitian tersebut, Dr Ragnar ingin mempelajari hubungan antara aktivitas seksual dengan aktivitas kerja. Hasilnya, semakin jarang seseorang berhubungan seks, maka dia akan semakin aktif di tempat kerja.
Namun aktif dalam konteks ini, tidak selalu diasosiasikan dalam arti positif. Orang yang kurang mendapatkan seks cenderung akan mencari sesuatu yang bisa menggantikan kekosongan waktunya. Pekerjaan dan lingkungan kantor, mereka nilai sebagai tempat paling ideal untuk menghabiskan waktu lebih banyak daripada berdiam di rumah tanpa melakukan aktivitas menyenangkan.
Tim peneliti yang dipimpin Ragnar menemukan bahwa 36 persen pria dan 35 persen wanita yang hanya berhubungan seks seminggu sekali, mencari pekerjaan tambahan di kantor mereka. Dengan begitu, mereka bisa melupakan kehidupan seks yang memprihatinkan.
Bekerja keras hingga larut malam karena tidak mendapat seks yang cukup, jelas menimbulkan dampak negatif bagi suami maupun istri. Selain menimbulkan kelelahan dan stres, juga bisa membahayakan kesehatan bahkan berdampak buruk pada kehidupan keluarga.
Orang yang bekerja terlalu keras biasanya melupakan kebiasaan-kebiasan baik. Seperti yang diungkapkan George Griffing, MD, profesor penyakit dalam di Saint Louis University, pekerja keras dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan.
Tekanan yang tinggi dari pekerjaan dan jam kerja yang terlalu lama sebenarnya dapat mengancam kesehatan Anda dalam jangka waktu panjang,� ungkap George, seperti dikutip dari Times of India.
Sebuah studi di Inggris bahkan mengungkapkan bahwa manusia yang bekerja lebih dari 40 jam setiap minggunya akan meningkatkan risiko kemunduran mental yang lebih cepat di pertengahan usianya. Para peneliti berasumsi bahwa mereka yang bekerja dengan jumlah waktu panjang cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi, kurang tidur dan jarang berolahraga. Oleh karena itu, Anda atau suami patut waspada jika hasrat seks berkurang drastis dan kegiatan bercinta mulai dikesampingkan.
Ternyata Para Pria di Indonesia Terancam Jomblo Permanen
Beginilah Gambaran Acara-acara TV 2013 di Indonesia (Komik)
0 komentar:
Posting Komentar
Komen yang sopan....
Kalau ada kesalahan pada posting atau link rusak. Bilang aja sama admin.
Jangan nge SPAM, jangan karena blog ini dofollow
Intinya, Anda sopan saya segan, Anda lancang saya cincang...!!!
Saya memoderasi komentar Anda, supaya saya bisa membaca komentar2 dari Anda