Welcome

21.53
0


PK atau Pemandu Karaoke mungkin dianggap sebagai wanita yang kurang baik, apalagi pekerjaannya yang selalu menemani banyak pria, banyak di indonesia PK masih di anggap sebagai wanita kurang baik, padahal tidak semua PK demikian, berikut adalah cerita dewasa tentang cerita pengalaman seorang pemuda yang bercinta dengan seorang PK. Berikut cerita lengkapnya.



Sebelumnya saya perkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Genta (samaran), usia saya saat ini adalah 27 tahun. Saya barusaja bekerja di sebuah Kota Salatiga sebagai Desainer di sebuah Jasa Kontruksi atau Perusahaan Properti di kota tersebut.

Sebelum saya ceritakan pengalaman saya dengan PK, perlu saya sampaikan juga bahwa (mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya. Hampir semua (tapi tidak 100 persen), pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda dari saya 5 tahun.

Bermula Ketika malam itu saya di ajak temen- teman kerja ke sebuah kafe karaoke yang terletak di pinggiran kota Salatiga, ternyata daerah tersebut memang Lokasi Hiburan malam yang tak asing lagi bagi kehidupan malam Anak muda Salatiga.

Kami bertiga berangkat dengan memakai mobil saya. Lokasi dari tempat kontraan kami tidak terlalu jauh hanya sekitar 1 kilo dari kontrakan yang kami tinggali. Aku Sekilas membaca tulisan nama Karaoke yang kami masukin " RATNA 3" ternyata inilah kafe karaoke yang cukup populer bagi kawula muda yang hoby Karaoke.
Seorang Pemandu mendatangi kami dan mempersilahkan untuk memilih teman cewek yang akan menemani kami bernyayi di dalam ruangan karaoke' ya kami dapat rom 2, karena ruang itu yang masih kosong.
aku melirik seorang Gadis PK yang cukup cantik kulitnya yang tampak mulus dan perawakan yang cukup langsing Namanya Liya (nama samaran) begitu juga kedua teman saya memilih pasangan masing-masing.

Kami berjalan berdampingan, dan setelah masuk ke Rom 2 . Dengan tiba-tiba saya dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar saya, danperasaan birahi yang sudah sangat menggebu. karena sebelumnya kami sudah minum minuman keras sebelum berangkat. Tetapi syukur, ternyata dia hanya tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, �Ach.. Genta ini ada-ada saja..�
Saya berkata, �Mbak Liya marah yaa..?�
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.

Kedua teman saya dan Pasangan masing-masing mulai Bernyanyi secara bergiliran, Sedangkan aku lebih asik bercanda dengan Liya yang mulai menggemaskan.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan �lampu Hijau�, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis, mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Liya.
Saya cium bibirnya, �Uhhmm..� dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Liya membalas ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari. Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi sasaran kedua tangan saya.

Kedua bukit kembar ini sudah menantangku untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak Liya semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam. Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
�Uchmm.. mm..� mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat, seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, �Uuucchmm.. mm.�

Batang kejantanan yang tegang sejak berangkat dari kontrakan, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh Liya yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya. Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang bersih, semakin menambah indahnya susu Mbak Liya.

Karena tubuh Mbak Liya agak kecil, saya agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak Liya semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, �Udach acch Alvii.. jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..� sambil berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
�Sebentar Mmmbbak..!� jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.

�Alvi, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..� suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
�Oke dech Mbak Yati, tapi Mbak Yati harus janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?� tanyaku sambil masih mendekap dengan erat tubuh Mbak Yati.
�Besok pagi saja di Kostku jam sepuluh. Karena kalau pagi kostku sepi.�
�Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.�
�Yuk kita pulang, anter aku dulu ke kost, anak nakaall..!� pinta Mbak Liya manja sambil mencubit hidungku.
�Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu uang Tips untuk sarapan besok pagi.� sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya sekali lagi sebagai uang Tips.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.

Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi kepulangan kami dan kedua teman saya sudah teler karena terlalu banyak minuman yang mereka minum. Saya dan Mbak Liya duduk di depan sedang kedua temanku tidur di belakang, memang saya bermaksut mengantar Mbak Liya pulang ke kostnya.


Selama perjalanan, Mbak Liya menggoda saya, �Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Alvi itu orangnya alim, tapi ternyata..�
�Ternyata enak khan..?� goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
�Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?� kata Mbak Liya menggoda.
�Iya kalau dari dulu, memek Mbak Liya mungkin tidak karatan ya..?� balasku menggoda.
�Emangnya besi tua..!� jawab Mbak Liya bersungut.
�Bukan besi tua, tapi besi pusaka.� jawab saya.

Selama perjalanan, tangan Mbak Liya tidak henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan diremas-remas oleh Mbak Lia.
�Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!� pinta saya dengan manja.
�Lha yang mana lagi yang minta diremas..?�
�Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.�
�Dasar anak nakal.� Mbak Liya tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.

Ternyata Mbak Liya tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
�Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.� goda saya sambil tersenyum.
�Terus minta diapakan lagi..?� pancing Mbak Liya.
�Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.� jawab saya.
�Emangnya nggak kelihatan orang..?� tanyanya ragu.
�Khan udah malem, lagian hujan,Temen2 saya Juga udah pada Molor tuch... pasti nggak kelihatan.�

Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Liya sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Liya dapat leluasa mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya. Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Yati menjilati kepala rudal saya. Dan terasa hangat dan basah ketika mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Liya yang ternyata sangat ahli.

Untuk menghindari konsentrasi yang terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi, sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan di dalam mobil.

Mbak Liya mengulum kemaluan saya dengan semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat, terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Liya naik-turun mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi permainannya, pantat Mbak Liya yang terlihat nungging, saya remas dengan tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Liya, saya remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.

Resluiting rok bawahnya yang ada di pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah. Saya belai-belai bibir luar kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Liya semakin dinaikkan, dan terasa tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi semakin maracau.

Pantat kami semakin naik turun. Erangan kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami. Tiba-tiba Mbak Liya melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta gantian agar kewanitaannya dijilati.

Saya singkapkan rok mininya, dan Mbak Liya dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya terlebih dahulu. Dia meremas-remas rambut saya. Kedua kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Liya sudah sangat penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.

Harumnya yang khas kemaluan wanita semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat. Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan keluar dari mulutnya.
�Uuuhh.. uhh.. uughh..!� terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan milik saya.

Lidah saya berputar-putar di klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia semakin marancu, �Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii bannget..! Uuff ggllii..�
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, �Uuugghhff Gentaa.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..�
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.

�Gentaaa.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.� suara Mbak Liya sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya. Aliran listrik menjalar dari kepala kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan kental ke mulut Mbak Liya, ke bibir Mbak Liya, ke hidungnya dan ke pipinya, banyak sekali. Seakan-akan habis sudah cairan yang ada di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk menenangkan emosi kami.

Dan kutengok kebelakang kedua temanku masih tertidur pulas, tak tahu barusaja terjadi adegan yang dahsyat. dan kami pun melanjutkan perjalanan mengantar Mbah Liya pulang ke kost.


Sumber : http://asmarahots.blogspot.com/2012/10/cerita-seks-liya-gadis-pk-ratna-3.html Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
thumbnail Title: Cerita seks - Liya Gadis PK "RATNA 3"
Posted by:Unknown
Published :2012-10-09T21:53:00+07:00
Rating: 4.5
Reviewer: 7 Reviews
Cerita seks - Liya Gadis PK "RATNA 3"

0 komentar:

Posting Komentar

Komen yang sopan....
Kalau ada kesalahan pada posting atau link rusak. Bilang aja sama admin.
Jangan nge SPAM, jangan karena blog ini dofollow
Intinya, Anda sopan saya segan, Anda lancang saya cincang...!!!
Saya memoderasi komentar Anda, supaya saya bisa membaca komentar2 dari Anda