Titan, Tempat Paling Layak Huni Menggantikan Bumi
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Nama Xiaomi tampaknya terdengar belum familiar. Tapi, jangan menyepelekannya dulu. Nama itu baru-baru ini jadi buah bibir.
Ya, Xiaomi adalah produsen ponsel pintar asal China, yang disebut-sebut sebagai "Apple" dari Timur. Vendor satu ini digadang-gadang akan menjadi rival kuat bagi Apple dan Samsung di masa depan. (klik juga Xiaomi, Rival Serius untuk Apple dan Samsung)
Belum lama ini, TheVerge mengabarkan, Xiaomi sukses "membajak" eksekutif Google Android. Dia adalah Hugo Barra, Vice President of Product Management Google Android.
Ya, Xiaomi adalah produsen ponsel pintar asal China, yang disebut-sebut sebagai "Apple" dari Timur. Vendor satu ini digadang-gadang akan menjadi rival kuat bagi Apple dan Samsung di masa depan. (klik juga Xiaomi, Rival Serius untuk Apple dan Samsung)
Belum lama ini, TheVerge mengabarkan, Xiaomi sukses "membajak" eksekutif Google Android. Dia adalah Hugo Barra, Vice President of Product Management Google Android.
Sosok eksekutif itu berani hengkang meninggalkan rakasa Internet ke perusahaan yang baru berumur 3,5 tahun dengan pendapatan tahunan US$2 miliar, setara Rp21,7 triliun. Jauh dibandingkan Apple dengan pendapatan Rp1.700 triliun di tahun 2012.
Padahal, selama ini, Barra dikenal sebagai ujung tombak dari pengembangan sistem operasi mobile dan pengawas update desain antarmuka Android dari waktu ke waktu.
Barra kabarnya pindah ke Xiaomi dengan jabatan Wakil Presiden Xiaomi global. Pertanyaan besar muncul, bagaimana bisa jebolan Massachusetts Institute of Technology itu keluar dari perusahaan teknologi raksasa, dan memilih perusahaan yang hanya memasarkan produk di pasar China, Hong Kong, dan Taiwan, sebagai pelabuhan barunya.
"Saya sedang melihat tantangan baru. Saya sangat senang mendapat kesempatan bekerja di Xiaomi dan akan membantu perusahaan untuk mendorong ekosistem sistem operasi Android," kata Barra.
Google pun mengkonfirmasi kepindahan salah satu staf terbaiknya. Namun, Google tidak merasa khawatir akan tersaingi oleh Xiaomi.
"Kami semua akan merindukannya (Barra). Tapi kami juga sangat gembira, dia masih berada di dalam ekosistem Android," kata juru bicara Google.
Google pun mengkonfirmasi kepindahan salah satu staf terbaiknya. Namun, Google tidak merasa khawatir akan tersaingi oleh Xiaomi.
"Kami semua akan merindukannya (Barra). Tapi kami juga sangat gembira, dia masih berada di dalam ekosistem Android," kata juru bicara Google.
Sekadar Anda tahu, Xiaomi berhasil menjual tujuh juta unit ponsel pada 2012, dan yakin bisa menggandakan penjualannya hingga dua kali lipat pada tahun ini. Target yang sangat optimis bagi perusahaan yang dinahkodai CEO Lei Jun.
Lei mengatakan, perusahaannya lebih peduli menawarkan layanan dibandingkan fokus pada keuntungan pembuatan peranti keras. Ia punya alasan.
"Masa depan mobile Internet adalah tentang layanan," tegasnya. Fokus Xiaomi mirip dengan cara Google menawarkan produk yang kompetitif. Usut punya usut, Lei juga pernah menjadi karyawan di perusahaan berbasis di Menlo Park, California itu.
Layanan andalan yang ditawarkan Xiaomi yakni versi sistem operasi yang sangat disesuaikan dengan Android, MIUI. Sistem operasi ini lebih mirip iOS dibanding Android.
Nah, jika masuknya Barra ke Xiaomi mampu mendongkrak perusahaan China ini jadi masuk 500 perusahaan besar dunia, tentu pembajakannya dari Android tidak sia-sia.
"Barra memiliki naluri pemahaman yang tajam tentang produk, fitur apa yang akan bekerja secara global," ujar Lei dalam sebuah wawancara.
Banyak perusahaan teknologi China berupaya untuk menembus pasar dalam negeri. Tercatat hanya Huawei saja yang cukup sukses ekspansi pasar luar negeri, masuk di pasar Eropa maupun Amerika Utara.
Lantas bagaimana peluang Xiaomi di pasar global? Semua baru dimulai. Dengan tambahan kekuatan mantan eksekutif Android, sepak terjang Xiaomi sangat menarik untuk ditunggu.
Lei mengatakan, perusahaannya lebih peduli menawarkan layanan dibandingkan fokus pada keuntungan pembuatan peranti keras. Ia punya alasan.
"Masa depan mobile Internet adalah tentang layanan," tegasnya. Fokus Xiaomi mirip dengan cara Google menawarkan produk yang kompetitif. Usut punya usut, Lei juga pernah menjadi karyawan di perusahaan berbasis di Menlo Park, California itu.
Layanan andalan yang ditawarkan Xiaomi yakni versi sistem operasi yang sangat disesuaikan dengan Android, MIUI. Sistem operasi ini lebih mirip iOS dibanding Android.
Nah, jika masuknya Barra ke Xiaomi mampu mendongkrak perusahaan China ini jadi masuk 500 perusahaan besar dunia, tentu pembajakannya dari Android tidak sia-sia.
"Barra memiliki naluri pemahaman yang tajam tentang produk, fitur apa yang akan bekerja secara global," ujar Lei dalam sebuah wawancara.
Banyak perusahaan teknologi China berupaya untuk menembus pasar dalam negeri. Tercatat hanya Huawei saja yang cukup sukses ekspansi pasar luar negeri, masuk di pasar Eropa maupun Amerika Utara.
Lantas bagaimana peluang Xiaomi di pasar global? Semua baru dimulai. Dengan tambahan kekuatan mantan eksekutif Android, sepak terjang Xiaomi sangat menarik untuk ditunggu.
Ternyata Para Pria di Indonesia Terancam Jomblo Permanen
Beginilah Gambaran Acara-acara TV 2013 di Indonesia (Komik)
0 komentar:
Posting Komentar
Komen yang sopan....
Kalau ada kesalahan pada posting atau link rusak. Bilang aja sama admin.
Jangan nge SPAM, jangan karena blog ini dofollow
Intinya, Anda sopan saya segan, Anda lancang saya cincang...!!!
Saya memoderasi komentar Anda, supaya saya bisa membaca komentar2 dari Anda