Titan, Tempat Paling Layak Huni Menggantikan Bumi
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Tonns Compsell- Gatal seringkali membuat kita serba salah, digaruk bikin kulit lecet tapi didiamkan semakin mengganggu. Apa sih penyebab tubuh kita bisa merasakan gatal?
Dalam tubuh terdapat sel-sel saraf tertentu yakni dMrgprA3+ yang khusus mendeteksi rasa gatal. Jadi saat digigit nyamuk, atau gatal karena alergi dan lain sebagainya, sel saraf inilah yang mengirim pesan pada otak bahwa ada yang mengganggu jaringan kulit pada lokasi tubuh tertentu.
Di mana letak saraf tersebut? Saraf gatal berada di dalam tulang belakang, dekat sumsum tulang belakang, dan hanya merespons lokasi di dalam kulit. "Itu menjelaskan mengapa orang merasa terdorong untuk menggaruk kulit mereka, tetapi tidak merasakan gatal di organ internal," kata Dong kepada LiveScience.
Dulu, para ahli memperkirakan bahwa reseptor untuk rasa sakit dan gatal terkait. Namun, tim dari Johns Hopkins University menemukan bahwa dMrgprA3+, khusus mendeteksi sensasi gatal dan tidak mendeteksi rasa sakit.
"Sel-sel khusus rasa gatal itu telah dicari selama beberapa dekade," ujar para peneliti dalam makalah mereka yang dipublikasikan dalam Nature Neuroscience. "Keberadaan neuron tersebut sempat diragukan baru-baru ini menyusul hasil pengamatan bahwa neuron itu juga menanggapi rangsangan yang menyakitkan."
Untuk mengidentifikasi sel-sel rasa gatal, Xinzhong Dong, seorang neuroscientist di Johns Hopkins University, melakukan rekayasa genetika terhadap tikus yang memiliki sel saraf yang bersinar hijau ketika gatal.
Para peneliti kemudian menaruh beberapa senyawa pada tikus itu, seperti histamin dan bahan aktif dalam bubuk gatal, dan mencari saraf yang bersinar hijau. Para peneliti kemudian mematikan saraf yang menyala, dan menemukan tikus yang lecet jauh lebih sedikit.
Apa kegunaan penelitian ini? Para peneliti sekarang berharap mereka dapat membungkam sel-sel itu untuk mengembangkan pengobatan anti gatal yang lebih baik.
"Studi kami membuka jalan baru untuk mempelajari gatal dan mengembangkan terapi anti-pruritus, " kata mereka. (Sumber)
Dalam tubuh terdapat sel-sel saraf tertentu yakni dMrgprA3+ yang khusus mendeteksi rasa gatal. Jadi saat digigit nyamuk, atau gatal karena alergi dan lain sebagainya, sel saraf inilah yang mengirim pesan pada otak bahwa ada yang mengganggu jaringan kulit pada lokasi tubuh tertentu.
Di mana letak saraf tersebut? Saraf gatal berada di dalam tulang belakang, dekat sumsum tulang belakang, dan hanya merespons lokasi di dalam kulit. "Itu menjelaskan mengapa orang merasa terdorong untuk menggaruk kulit mereka, tetapi tidak merasakan gatal di organ internal," kata Dong kepada LiveScience.
Dulu, para ahli memperkirakan bahwa reseptor untuk rasa sakit dan gatal terkait. Namun, tim dari Johns Hopkins University menemukan bahwa dMrgprA3+, khusus mendeteksi sensasi gatal dan tidak mendeteksi rasa sakit.
"Sel-sel khusus rasa gatal itu telah dicari selama beberapa dekade," ujar para peneliti dalam makalah mereka yang dipublikasikan dalam Nature Neuroscience. "Keberadaan neuron tersebut sempat diragukan baru-baru ini menyusul hasil pengamatan bahwa neuron itu juga menanggapi rangsangan yang menyakitkan."
Untuk mengidentifikasi sel-sel rasa gatal, Xinzhong Dong, seorang neuroscientist di Johns Hopkins University, melakukan rekayasa genetika terhadap tikus yang memiliki sel saraf yang bersinar hijau ketika gatal.
Para peneliti kemudian menaruh beberapa senyawa pada tikus itu, seperti histamin dan bahan aktif dalam bubuk gatal, dan mencari saraf yang bersinar hijau. Para peneliti kemudian mematikan saraf yang menyala, dan menemukan tikus yang lecet jauh lebih sedikit.
Apa kegunaan penelitian ini? Para peneliti sekarang berharap mereka dapat membungkam sel-sel itu untuk mengembangkan pengobatan anti gatal yang lebih baik.
"Studi kami membuka jalan baru untuk mempelajari gatal dan mengembangkan terapi anti-pruritus, " kata mereka. (Sumber)
Ternyata Para Pria di Indonesia Terancam Jomblo Permanen
Beginilah Gambaran Acara-acara TV 2013 di Indonesia (Komik)
0 komentar:
Posting Komentar
Komen yang sopan....
Kalau ada kesalahan pada posting atau link rusak. Bilang aja sama admin.
Jangan nge SPAM, jangan karena blog ini dofollow
Intinya, Anda sopan saya segan, Anda lancang saya cincang...!!!
Saya memoderasi komentar Anda, supaya saya bisa membaca komentar2 dari Anda