Titan, Tempat Paling Layak Huni Menggantikan Bumi
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Rahasia Menjadi Manusia yang Kaya Raya
40 Bentuk PC Paling Menakjubkan Yang Belum Pernah Anda Lihat
10 Negara Ini Pernah Ada di Bumi dan Sekarang Hilang
9 Tuntutan Yang Pernah Dilayangkan Kepada Google
Beberapa orang suka mengolok temannya yang gemuk sebagai wujud kepedulian, untuk memotivasi biar berusaha untuk lebih langsing. Tapi menurut penelitian, cara itu tidak banyak berguna dan justru membuat orang gemuk makin susah kurus.
Orang-orang gemuk yang mengalami perlakuan 'weightism' atau diskriminasi berdasarkan berat badan hanya akan menghadapi beban ganda. Pertama karena tertekan secara mental, kedua karena menurut riset dirinya jadi 2,5 kali lebih sulit menurunkan berat badan.
"iskriminasi itu menyakitkan dan merendahkan, dan memiliki dampak nyata bagi kesehatan," kata Angelina Sutin, salah seorang ilmuwan dari Florida State University yang melakukan penelitian itu seperti dikutip dari Healthday, Jumat (26/7/2013).
Menurut Sutin, dalam beberapa kasus memang orang gemuk merasa baik-baik saja saat diejek atau diperlakukan diskriminatif karena hal itu bisa memotivasinya untuk diet. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak yang lebih nyata justru berkebalikan.
Dalam penelitian ini, Sutin mengamati 6.000 orang yang mengalami kelebihan berat badan pada periode 2006 hingga 2010. Ia mendapati, orang-orang gemuk yang mengalami diskriminasi pada tahun 2006 punya risiko 2,5 kali lebih besar untuk tetap gemuk di tahun 2010.
Seorang pakar yang lain mengatakan jatuhnya rasa percaya diri bisa membuat orang gemuk semakin sulit menemukan perubahan dalam hidupnya. Berbagai upaya untuk menurunkan berat badan lebih banyak gagalnya saat menghadapi perlakuan berbeda dari lingkungannya.
"Bias obesitas atau weightism, oleh tenaga medis atau masyarakat pada umumnya dianggap hinaan yang menambah sakit hati," kata Dr David Katz dari Yale University Prevention Research Center.
Orang-orang gemuk yang mengalami perlakuan 'weightism' atau diskriminasi berdasarkan berat badan hanya akan menghadapi beban ganda. Pertama karena tertekan secara mental, kedua karena menurut riset dirinya jadi 2,5 kali lebih sulit menurunkan berat badan.
"iskriminasi itu menyakitkan dan merendahkan, dan memiliki dampak nyata bagi kesehatan," kata Angelina Sutin, salah seorang ilmuwan dari Florida State University yang melakukan penelitian itu seperti dikutip dari Healthday, Jumat (26/7/2013).
Menurut Sutin, dalam beberapa kasus memang orang gemuk merasa baik-baik saja saat diejek atau diperlakukan diskriminatif karena hal itu bisa memotivasinya untuk diet. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak yang lebih nyata justru berkebalikan.
Dalam penelitian ini, Sutin mengamati 6.000 orang yang mengalami kelebihan berat badan pada periode 2006 hingga 2010. Ia mendapati, orang-orang gemuk yang mengalami diskriminasi pada tahun 2006 punya risiko 2,5 kali lebih besar untuk tetap gemuk di tahun 2010.
Seorang pakar yang lain mengatakan jatuhnya rasa percaya diri bisa membuat orang gemuk semakin sulit menemukan perubahan dalam hidupnya. Berbagai upaya untuk menurunkan berat badan lebih banyak gagalnya saat menghadapi perlakuan berbeda dari lingkungannya.
"Bias obesitas atau weightism, oleh tenaga medis atau masyarakat pada umumnya dianggap hinaan yang menambah sakit hati," kata Dr David Katz dari Yale University Prevention Research Center.
Ternyata Para Pria di Indonesia Terancam Jomblo Permanen
Beginilah Gambaran Acara-acara TV 2013 di Indonesia (Komik)
0 komentar:
Posting Komentar
Komen yang sopan....
Kalau ada kesalahan pada posting atau link rusak. Bilang aja sama admin.
Jangan nge SPAM, jangan karena blog ini dofollow
Intinya, Anda sopan saya segan, Anda lancang saya cincang...!!!
Saya memoderasi komentar Anda, supaya saya bisa membaca komentar2 dari Anda